Senin, 05 September 2011

Aku Hanya Sephia Ep 2

Beberapa hari kami berhubungan lewat facebook, dan sudah ku duga dia pasti akan meminta no hp ku. Dengan gaya sok misterius, aku membalas chatnya “kamu kan anggota HMM (Himpunan Mahasiswa Manajemen), pasti ga susah donk buat nyari sendiri no hp ku.” Aku berpikir besok pasti dia sudah dapet no hp ku. Terdengar hp ku berdering. “Ah ada sms, hmmm sapa nih, koq no baru..” Hah?! Tomas! Koq dia uda bisa sms aku sie, cepet banget dapet no ku! Ternyata dia lebih cepat dari dugaanku. Setelah dia tau no hp ku, kita jadi sering smsan.
Besoknya di kampus. Disela-sela waktu nunggu kuliah, aku ngobrol ma Yeni di depan jurusan. Biasalah, cewe klo uda ngobrol yang di obrolin pasti ngalor-ngidul, kadang ga jelas tujuannya, hehe.. Dari cerita tentang kejadian kuliah, nggosipin temen sendiri, sampe ngomongin cowo. Cerita tentang Tomas pun tak luput di bahas, hehe.. Selesai cerita, Yeni memberi tanda padaku, agar aku liat ke arah kanan. Spontan aku langsung ngliat ke arah kanan, ternyata ada seseorang yang menghampiri kami. Orang yang barusan kami bicarakan menghampiri kami. Tomas menyapaku, layaknya adek tingkat yang menyapa kakak tingkatnya. Yaa sekedar basa-basi menanyakan nunggu kuliah apa gitu, standart lah.. Mungkin melihat sikapku yang tampak tidak ingin melanjutkan berbasa-basi, dia pun mengakhiri pembicaraan dan pamit pergi. Setelah Tomas tak tampak lagi, Yeni tak ada habis-habisnya mengolok-olokku. “Ati-ati Na, nanti bisa jatuh cinta lo, hahaha..” Dengan cepat aku mengelak “Ga mungkin ahh, coba aja sampe seberapa dia berani deketin aku.” Di kampus, sikapku ma sikap Tomas tampak ga ada yang mencurigakan. Kami bersikap layaknya kakak tingkat dengan adek tingkat,  just it.
Setiap malam aku smsan ma Tomas. Walo aku tau dari bahasa smsnya layaknya cowo yang PDKT ma cewe,  aku tetep nanggepin smsnya. Hmmm, sebenernya ga cuma malem, pagi, siang, bahkan sore kami smsan, ya tergantung adanya waktu luang aja. Tak bisa dipungkiri, aku mulai tertarik dengannya.
Entah beberapa hari setelah kami kenal, di suatu siang yang terik, bukan terik karena matahari tapi karena aku lagi BT banget, aku nulis status facebook dengan kata-kata kasar. Ga lama setelah itu, Tomas mengomentari statusku, intinya dia kecewa banget dengan kata-kataku. Aku yang lagi sebel-sebelnya kontan malah tambah BT, aku pun jawab dengan ketus. Eh ga nyangka dia malah marah-marah. “Sape lo? Bukan sapa-sapa gue, brani-braninya marah-marah gitu!” jeritku dalam hati. Dari pada aku tambah emosi, aku log out facebook-ku. Sorenya kami kembali membahasnya lewat sms. Biasanya orang kalo kecewa, mungkin akan mengakiri hubungan, dan bilang kalo ga mau kenal lagi. Tapi anehnya, Tomas malah pingin ngobrol ma aku besok.

..to be continued ...

Kamis, 01 September 2011

Aku Hanya Sephia Ep 1

Dia menjauhiku tanpa ku tau sebabnya. Tak habis pikir, kenapa dia menghianatiku setelah pengorbananku terhadapnya. Aku selalu berusaha sabar menghadapinya. Aku berusana selalu berpikir positif walaupun dia nge-block facebook-ku. Walaupun melihat dia jalan dengan cewek lain. Tetap berpikir positif saat dia tidak menghubungiku dan tidak menemuiku berminggu-mingu. Dia adalah pacarku tapi aku tidak tau apa-apa tentang dia. Aku tidak tau dia sedang dimana? Sedang melakukan apa? Bagaimana keadaannya? ***
“Eh Na, anak 2011 ada yang cakep loh! Itu yang lagi jalan di parkiran motor!”, Susan dengan semangatnya berseru kepadaku. Aku mulai celingukan mencari cowok yang dimaksud oleh Susan. “Hah?Yang mana sih?” aku ga sempet lihat, karena cowok itu sudah pergi mengendarai motor Vicsion-nya. “Besok sore kan ada pengakrapan tuh, ikut ya, nanti aku kasih tau yang mana orangnya.” Susan memberikan saran yang membuatku bersemangat.
Namaku Sabrina, di kampus aku dipanggil Nana. Aku mahasiswi Manajemen FE UNS angkatan 2008. Angkatan termuda saat ini adalah angkatan 2011. Jadi aku tergolong angkatan tua di kampusku. Susan adalah teman seangkatanku. Karena kita banyak mengambil mata kuliah yang sama, membuat kami jadi akrab. Saat itu, sedang masa ospek. Angkatan atas secara bergiliran mengadakan pengakraban dengan mahasiswa baru (maru).
Tiba giliran angkatan 2008 yang mengadakan pengakraban dengan maru. Aku pun datang, alasannya karena penasaran dengan cowok yang menurut Susan cakep itu. Tapi sayangnya aku tidak mendapat kesempatan untuk melihatnya. Dan aku pulang dengan sedikit kecewa.
Keesokan harinya, setelah selesai kuliah. Aku duduk-duduk di kanopi dengan Susan. Lagi-lagi Susan menceritakan anak maru yang dibilang cakep. “Ah! Itu lo Na, cowok yang aku ceritain! Namanya Tomas. Cakep kan?”, Susan memberikan isyarat agar aku lihat kearah cowok itu. Tampak seorang cowok mengenakan kemeja putih dan celana jeans biru. Berbadan kurus. Lumayan tinggi. Berkulit putih. Rambut lebat menutupi dahi. Tipe cowok yang perhatian dengan penampilan. ”Ah biasa aja, kaya gitu kok dibilang cakep sih?” Aku hanya bisa berkata dalam hati. Karena tidak mau mengecewakan Susan, aku bilang, “Iya, lumayan lah”. Tomas bersama dengan temen-temennya berjalan melewati aku dan Susan. Susan pun mulai menjelaskan tentang Tomas. “Dia anak Bekasi.” Walaupun aku sebenernya tidak tertarik dengan maru itu, tapi tetap saja aku membahasnya dengan Susan.
Malemnya di rumah, aku membuka facebook-ku. Dan melihat ada yang memintaku menjadi teman facebook. “Hah?! Tomas nge-add aku!” Jeritku dalam hati. “Waw, fotonya keren juga, hehe..” Dengan semangat aku menerima permintaan pertemanan darinya. Kemudian aku mengirim message di facebook-nya. “Thx uda add, km ade tingkatku kan?” Kemudian dia membalas messageku. “Loh koq tau kalo aku ade tingkatmu? Padahal info Fbku kan ga dilutis anak manajemen?” Dengan santai aku jawab “La mutual friendnya banyak anak mat, jadi aku pikir km juga anak manajemen.” Dia bisa menerima alasanku. “Oh iya ya. Kita ngobrol di chat aja yuk. Km OL ya..” Lalu kami pun chat dan ngobrol layaknya teman lama yang sempat lostcontact. Saat itu, aku tidak fokus dengan facebook-ku karena di rumah sedang ada acara sembayangan. Sehingga aku sering meninggalkan chatku dengan Tomas untuk membantu mama di dapur. Aku tidak terlalu memperduliakan chatnya, karena aku pikir aku ma Tomas cuma temen baru kenal. Jadi ya ga ada masalah donk kalo aku meninggalkannya tanpa pamit. Eh ternyata dia marah. Dia bilang, “Laen kali bilang dulu ya kalo mau pergi, jadi aku kan ga nunggu..” Aku kaget dengan chatnya. Kenapa dia seperti itu, seolah-olah aku dan dia punya hubungan special aja. “Oke ga lagi.” Aku menyetujuinya karena aku ga mau ada masalah.
Keesokan harinya di kampus, aku menceritakan ke temen-temenku. Ada Susan, Anjar, Anto, Nuri. Mereka pun tertawa mengejek Tomas. Anjar berkata dengan sinisnya, “Kok kaya ngomong ma pacarnya aja?” Aku menimpali, “Lah, makanya itu, siapa dia gitu loh..” Kami pun tertawa lepas, aku dan temen-temen menganggap ini suatu lelucon yang menarik.


..to be continued ...